Prosesi Numplak Wajik di Keraton Yogyakarta

20/04/2023 151 view Jogja Kini Panji Arkananta/Cerita Jogja

Yogyakarta - Garebeg Sawal tahun ini akan dilaksanakan secara terbuka, setelah tiga tahun ditiadakan karena adanya pandemi COVID 19. Hajad Dalem Garebeg Sawal Ehe 1956 kali ini akan dilaksanakan pada Sabtu (22 April 2023) atau 1 Sawal Ehe 1956 mulai pukul 10.00 WIB.

Sebelum pelaksanaan Garebeg Sawal, pada Rabu (19 April 2023) dilaksanakan prosesi Numplak Wajik. Prosesi Numpak Wajik ini menjadi tanda dimulainya pembuatan gunungan Garebek Sawal.

Dari laman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, diketahui bahwa salah satu gunungan yaitu Gunungan Estri mempunyai satu bakul wajik yang disusun berlapis dengan tiwul di dalamnya. Wajik dan tiwul ini berfungsi sebagai pondasi bagi mustaka (bagian atas) gunungan. Kue-kue ketan yang menjadi bagian atas gunungan tersebut lalu ditancapkan pada sejumlah sujen (batang kecil panjang yang terbuat dari bambu). Sujen-sujen tesebut kemudian diikatkan pada sebatang kayu yang bagian bawahnya nanti ditancapkan pada wajik. Proses numplak, yaitu menuang seluruh adonan wajik dengan cara membalikkan wadahnya inilah yang menjadi inti dari upacara Numplak Wajik.

Upacara Numplak Wajik dilaksanakan sekitar pukul 15.30 atau ba'da asar bertempat di Panti Paraden Magangan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Permainan gejog lesung mengawali prosesi numplak wajik sekaligus menjadi tanda bahwa GKR Mangkubumi telah tiba di kompleks Magangan.

Setelah rombongan tersebut duduk di dalam Panti Pareden, maka Abdi Dalem Kanca Kaji segera memimpin doa. Setelah itu Abdi Dalem Kanca Abang memapah wajik menuju kerangka Gunungan Estri. Prosesi Numplak Wajik dilaksanakan. Selanjutnya Abdi Dalem Keparak melaksanakan pengolesan lulur dlingo bengle.

Dlingo dan bengle dalam kepercayaan tradisional masyarakat Jawa, merupakan empon-rempah-rempah yang aromanya tidak disukai makhluk halus. Gejog lesung dan lulur dlingo bengle ini berfungsi untuk penolak bala supaya upacara yang diselenggarakan berjalan dengan lancar. (Eny Wahyuningsih)