Kopi Thio Yogyakarta, Lenyap Ditelan Kopi Besar

01/06/2020 3274 view Jogja Dulu Istimewa/Cerita Jogja

Yogyakarta - Pernah dengan Kopi Thio. Ini adalah kopi murni asli yang ada di Yogyakarta.

Kopi ini diproduk di Yogya dan beredar di sekitar Yogya. Kopi ini sangat terkenal pada tahun 1970-1990-an. Logonya khas matahari bersinar.

Toko dengan papan reklame dipasang di atas toko di Jl Brigjen Katamso No 11 selatan Kelenteng Gondomanan. Toko ini sekarang sudah hilang.

Pabrik pembuatannya di Kampung Bumijo Lor Kecamatan Jetis. Tidak jauh dari perempatan Pingit. Duku setiap siang kalau sedang berproduksi, menyangrai biji-biji kopi, aromanya sangat sedap ketika kita lewat ditempat itu.

Kopi dengan merek Thio ini berasal dari kopi-kopi di wilayah Jawa Tengah jenis Robusta. Pemasarannya hanya di Yogyakarta dan sekitarnya.

Kopi ini sempat merajai di warung-warung. Jauh sebelum ada kopi bubuk dari pabrik-pabrik besar seperti yang beredar saat ini. 

Hampir setiap toko kelontong menyediakan kopi ini dengan kemasan 50 gram, 100 gram dan 250 gram. Bungkusnya juga khas kertas kapas warna putih. Atau bisa membeli langsung/kulakan di tokonya langsung di Gondomanan.

Saat akhir tahun dan awal tahun baru, hampir setiap toko atau pelanggannya juga diberi kalender gratis  sebagai media promosi saat itu.

"Aku kalau diajak bapak kulakn kopi di Gondoman," ungkap Hatta warga Kotagede.

Selain itu dii kios pasar Beringharjo lantai atas juga ada yang menjual kopi Thio,dan kopi bubuk serta kopi giling lainnya. Nasibnya juga sama pelan-pelan lenyap karena kalah bersaing dan pelanggan menyusut. Kios yang dulu menjual sekarang sudah ganti jualan kopi saat rentengan.

Dari cita rasa sangat khas rasa kopi murni, bukan kopi bubuk campuran jagung disangrai. Bila tidak disedur air yang benar-benar panas kopi tidak jadi. Orang bilang ampas kopi jadi mengambang dipermukaan. Pating kerampul istilahnya.

Sayang kopi ini hilang, tertelan kopi bubuk pabrikan besar dan kopi sachet. Tidak ada penerusnya pabrik kopi ini, meski sempat pindah tempat. 

Kami masih terus melacak cerita Kopi Thio ini, biar tidak hilang dan terlupakan. Bila di Yogyakarta itu pernah ada kopi bubuk murni Merek Thio. Jauh sebelum booming kopi seperti saat ini.

Dari Gondomanan, Kopi Thio menurut tetangga Sugiarto (60) berpindah ke Nangguan Maguwoharjo Sleman. Namun setalh berpindah nasibnya terus meredup.

"Dulu pindah ke Maguwoharjo tapi kemudian tak produknya lagi," ungkap warga Kampung Sayidan itu/

Hal serupa diungkapkan oleh Edial Rusli warga Kampung Bumijo Kidul. Ia yang jaraknya sekitar 1 km dari lokaso pembatan hampir setiap sian hari mencium aroma kopi yang disangrai

"Baunya kalau siang sampai rumah, sedap sekali," ungkapnya.

Bahkan beberapa orang yang sering lewat di perempatan Pingit hampir setiap hari di tahun 1980-1990-an selalu mencium aroma kopi.

"Hampir tiap hari kalau lewat Pingit selalu tercium kopi yang enak sekali waktu itu," ungkap Ichsan warga Pogung Baru, Sleman. (Bagus Kurniawan)