Numplak Wajik, Mengawali Seluruh Prosesi Garebeg Syawal 2024
Yogyakarta - Menyambut hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah (1 Syawal 1445 Hijriah). Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat memulai persiapkan sedekah raja kepada rakyat yang akan dibagikan pada masyarakat. Numplak Wajik menjadi awal dari prosesi merangkai gunungan yang akan diperebutkan pada Garebeg Syawal 2024. Dalam sejarahnya, gunungan yang dibagikan oleh raja menjadi simbol sedekah raja pada rakyat di sekitar Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Numplak Wajik dilakukan pada tiga hari sebelum acara Garebeg. Prosesi ini menjadi awal mulainya rangkaian gunungan. Numplak Wajik di mulai pada sore hari selepas waktu Ashar, sekitar pukul 15.30 WIB.
Kata Numplak Wajik merupakan inti dari pelaksanaan upacara tersebut. Sebakul wajik besar, yaitu kue dari ketan yang direbus dengan gula merah dan santan kelapa, ditumplak (dituang) sebagai pondasi Gunungan Wadon. Selama prosesi berlangsung, gejog lesung dipukul dengan alu dan dimainkan selama upacara berlangsung. ketika wajik telah selesai ditempatkan pada bagian tengah dari Gunungan Wadon, setelahnya akan diberi lulur berwarna kuning pucat yang terbuat dari dlingo dan bengle yang akan dilumuri pada sekeliling gunungan. Sisa dari dlingo dan bengle kemudian akan dibagikan kepada Abdi Dalem dan pengunjung yang hadir. Dipercayai Gejog lesung dan lulur dlingo bengle dapat penolak bala. (Panji Arkananta)